Kemarin akhirnya si pacar pulang setelah kurang lebih tiga minggu mengikuti pelatihan dari kantornya. Karena lumayan lama kami tidak bertemu dan teleponan makanya setelah dia sampai Jakarta kami langsung ketemuan. Dibela-belain deh ketemu saya meskipun badannya lelah, karena Sabtu-Minggu ini sudah pasti tidak bisa ketemu. Maklum kerjaannya menumpuk untuk diselesaikan. Karena lama tidak ketemu, saya dan dia sama-sama punya banyak hal yang mau diceritakan, salah satunya tentang pelatihan yang dia ikuti. Nah, kali ini saya mau cerita pengalaman pacar saya.
Pelatihan ini diselenggarakan oleh perusahaan tempat pacar bekerja yang dikhususkan untuk para pegawai baru. Biasanya pelatihan hanya diadakan di kantor pusat, yaitu di daerah Jagakarsa, Jakarta. Tapi ini adalah kali kedua pelatihan diadakan di luar Jakarta. Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta yang kebetulan pria semua. Pesertanya tidak hanya dari Jakarta tetapi juga dari daerah lain seperti Halmahera (kalau tidak salah). Pelatihan terdiri dari beberapa bagian. Minggu pertama bisa dibilang minggu yang enak karena lokasi pelatihan ada di salah satu hotel bintang empat di Bandung. Pada minggu pertama ini kegiatannya hanya mengikuti kelas dengan materi seputar company profile perusahaan. Kelas dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB. Selain mempelajari tentang seluk beluk perusahaan peserta juga diajarkan tentang tata cara makan yang benar atau dikenal dengan table manner.
Hari terakhir pelatihan di Bandung, pacar menghubungi saya kalau lokasi pelatihan di Bandung telah selesai. Selanjutnya pelatihan diadakan di daerah Pusat Pendidikan Infantri (Pusdikif) Cipatat, di daerah Kabupaten Bandung Barat. Saat pacar mengikuti pelatihan di tempat ini, ponselnya ditahan dan kami tidak bisa komunikasi. Hal terakhir yang dia ceritakan adalah begitu turun dari tronton, kepalanya langsung digunduli. Awalnya saya khawatir membayangkan pacar saya akan dikerjai habis-habisan oleh orang militer. Tapi kekhawatiran saya salah. Pacar saya bilang bahwa di tempat ini dia digembleng untuk menjadi pribadi baru yang lebih baik. Pada saat mengikuti pelatihan ini, semua peserta diwajibkan untuk memakai seragam yang kurang lebih mirip dengan pakaian militer, lengkap dengan ikat pinggang berat dan sepatu PDL (sepatu ala tentara yang berat). Peserta tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan dunia luar sehingga bisa konsentrasi dengan latihan. Setiap harinya kegiatan dimulai dari subuh sampai jam 22.00 WIB. Peserta dididik ala militer tapi tanpa pukulan sana-sini. Di tempat ini peserta diajari berbagai latihan seperti baris-berbaris plus dengan yel-yelnya, ketangkasan dan juga ditanamkan rasa nasionalisme, salah satunya agar menjaga keutuhan NKRI dan tidak melakukan korupsi. Latihan ketangkasan di tempat ini misalnya latihan turun dari helikopter bekas dengan ketinggian sekitar 10m menggunakan tali dan flying fox. Pacar saya cerita sewaktu di malam kedua, saat peserta sudah bersiap untuk tidur, terdengar bunyi ledakan dan rentetan tembakan seperti di film perang. Kemudian setelah itu para peserta disuruh untuk berbaris di luar dengan pakaian lengkap. Karena panik dan tidak siap, banyak peserta yang tidak berpakaian lengkap. Bahkan ada yang hanya menggunakan celana boxer. Semenjak malam itu, kelakuan para peserta pun berubah, mereka lebih teratur dan disiplin. Saya baru tahu kalau ternyata Pusdikif Cipatat ini kerap melatih PNS dari berbagai instansi. Di hari terakhir, Pelatih Siregar yang melatih ketigapuluh peserta tersebut mengatakan bahwa dalam beberapa tahun ia melatih, baru kali ini ia mendapat banyak pujian tanpa ada kritik satu pun dari atasan dan sesama pelatih. Saking terharunya ia sampai menangis. Duh, saya tidak bisa membayangkan TNI bisa menangis juga Nah, karena Pelatih Siregar, gugurlah pikiran pacar saya yang menganggap TNI sebagai ‘kakak tertua’ yang arogan dan sok tahu. Ternyata TNI juga manusia. Pelatih Siregar sama seperti Briptu Norman yang telah membuktikkan bahwa TNI & polisi juga manusia 🙂
Setelah empat hari lima malam di Cipatat, pelatihan dilanjutkan di daerah perkemahan Blok Harendong, Situgunung, Kabupaten Sukabumi. Pelatihan di tempat ini tetap didampingi oleh militer, tapi tidak ada unsur militernya. Di tempat ini peserta mengikuti berbagai macam games yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian masing-masing peserta dan juga mendidik peserta untuk bekerja dalam tim. Dari empat hari di Blok Harendong, ada satu hari di mana peserta diajak naik ke tempat yang lebih tinggi dan lebih ke dalam lagi daripada di Blok Harendong. Di dalam hutan ini, peserta diajarkan cara bertahan hidup dengan perlengkapan minim, termasuk diajari cara membuat solo bivak. Berbeda dengan di Blok Harendong, di sini tidak ada toilet dan tidak disediakan makan. Jadi benar-benar jauh dari peradaban ‘normal’. Sesudah pelatihan di Blok Harendong, acara ditutup dengan pelatihan di sebuah hotel di daerah Bogor selama dua hari satu malam.
Setelah mengikuti pelatihan dari kantornya si pacar merasakan perubahan di dirinya, misalnya dia sudah bisa makan dengan cepat dan rasa nasionalismenya lebih meningkat. Hmm, saya jadi teringat sewaktu saya mengikuti ospek kampus di Situgunung. Kenapa sewaktu ospek tidak dilatih oleh militer saja ya? Menurut saya jauh lebih bermanfaat daripada diospek oleh senior yang notabene cuma jadi ajang bullying senior. Omong-omong, si pacar baik banget, masih sempat kasih saya oleh-oleh plus ‘uang saku’. Mungkin tebusan buat rasa rindu saya 😳
Semoga efeknya tidak hanya sementara saja.ya, Mbak..
Saya biasanya juga kayak gitu, abis pelatihan atau seminar biasanya efeknya Cuma seminggu..
Semoga si pacar beda ya.. 🙂
Semoga bisa dipertahankan ya 🙂
hehehe iya c, gw juga takut nih klo efeknya cuma sebentar, tapi gw tetep berusaha untuk mempertahankannya, karena sayang bgt klo yg dah gw dapat ini cuma sebentar doang… 🙂
Eh ada orangnya 😳
Wah banyak juga ya pengalaman’x…dan tentu’x seneng bgt d0nk bsa ktemu lg ma pacar tercinta
Iya dong 🙂
emang ya kalo udah pergi2 gitu, enaknya nuggu oleh2. saya lebih suka pie ketimbang t-shirtya, hehe
Iyalah itu kan t-shirt perempuan 🙂
gitu ta. abis ada juga t-shirt laki2 gitu. kalo ada kelebihan baju, boleh lah bagi2, hahahaha
Ahahahaa 😀
mdh2an bs diterapkan seterusnya ya jeng ma si masnya…btw dinas dmn toh kok pake ala militer begitu hehehe penasaran
Amien. Mudah-mudahan ya Mba. Dinas di salah satu BUMN Mba.
baik sekali pacarmu bawain oleh-oleh…
emmm… TNI atau Polisi itu juga kan punya sifat romantis buktinya mereka nyanyi tiap hari… kasih oleh2 juga bisa dikatakan romantis… kalo aku? pria paling romantis sedunia
Ah masa sih paling romantis??? 🙄
Wah jadi pengin ikut pelatihan kayak gitu,biar bisa makan cepet hehehe
Eh saya juga bisa makan cepet semenjak ospek kuliah lho. Emang kalau acara begituan bisa ubah kebiasaan.
baik bgt pacarnya euy..masih inget ajah buat bawa oleh2.. 😀
Iya tuh, karena kangen kayaknya 🙂
wah.. klo cowok digembleng militer gitu mungkin bisa tahan, tapi kalo perempuan digituin, ckck ga ngebayang pasti ntar ada aja yg nangis.
uuuhh so sweet, pacarnya masih inget kasih oleh2,kirain mau dikasih kenang-kenangan baju militer yg dipake ;p
Eh abis itu angkatan selanjutnya ada yang perempuan juga lho. Tau deh kuat atau ga tuh.
Huahahaha, ntar saya yang digembleng lagi
so sweet and so romantic :D…
Ah masa sih?? Hihihi.
Ada materi survival nya, wuih pasti seru ya Mbak..
Mas Bro banget itu sih 😀
cihuuuuyyy…senangnyaaaaaaaa….
Alhamdulillah 🙂
keren blognya mbak…slm kenal…
Terima kasih udah berkunjung ya.
Salam kenal juga 🙂
Hahahaha pengalaman sang pacar kok diceritain di sini? 😆
Unik juga nih, kurang foto pacar Sya mana? 😛
Wah, kalo table manner saya juga mau ikutan.
Berisi tentang celotehannya, curhatannya, ……..
Saya ambil dari about, so itu celotehan saya tentang cerita yang kemarin saya dengar
Ga ah, nanti kalo dipasang fotonya pada banyak yang nanya no telpnya lagi 😆
Ah, Asop yang doyan makan…
Sya, mau donk kaosnyaa.. gambarnya keren 😀
Okey..Nice Post Ajah ?
perlukah saya mendisiplinkan diri cara militer? krn saya orangnya tidak disiplin.
Kalau ada niat, ga perlu ala militer juga bisa koq 🙂
pelatihan kayak gitu ternyata emang bermanfaat yah, mbak.
eh iya pie apple-nya, saya belum pernah nyobain yg rasa keju itu -.-‘ jadi pengen deh
Eh emang ada rasa apa aja sih??
si pacarnya baik bgt, bawain oleh2 macem2 🙂
sukses terus ya utk si pacarnya…
Amien, ma kasih ya Mas Wien 🙂
hem jadi lebih ganteng dok si yayank sekarang dengan rambut yang cepak…
suit..suit ctak hehehe
Ahahha, Mas akbar bisa aja 🙂
weess…hadiah mantap dari si pujaan hati nih 🙂 prikitiw 😀
enak ya jadi pacarnya,,,aku mau punya pacar kayak mbak, biar kalo lagi males ngeblog tinggal cerita trus ” bikinin tulisannya dong ” hihihihihi. Salam kenal 🙂
Ahahahah, berarti harus punya pacar yang suka nulis ya, atau mungkin yang iseng ga ada kerjaan 😆