Jadi kemarin saya chatting dengan teman saya, pembicaraannya masih seputar sweet revenge, sekali lagi buat yang belum tahu sweet revenge, silahkan baca di sini. Teman saya cerita bahwa ada orang yang membenci dia dan betapa dia berusaha untuk berdamai dengan orang itu. Sayangnya, meskipun dia sudah berusaha berbuat baik, orang itu masih membencinya.
Saya lalu teringat dengan masalah saya sendiri, yang kurang lebihnya sama dengan dia. Saya mengakui bahwa selama saya hidup, saya tidak selalu berbuat baik apalagi benar. Pastinya saya pernah beberapa kali membuat kesalahan sehingga melukai perasaan orang lain sampai mereka membenci saya. Kalaupun saya berbuat benar, belum tentu juga baik di mata orang lain, sehingga ujung-ujungnya dia membenci saya. Yah, benci itu bisa datang dari kesalahan yang saya perbuat atau pun karena memang ada orang yang iri dengan saya.
Dulu, saya selalu takut dengan respon orang-orang terhadap saya. Saya ingin orang-orang untuk menyukai saya. Saya sangat takut bila ada yang tidak menyukai saya atau bahkan membenci saya. Akibatnya, kadang saya merasa tidak menjadi diri saya sendiri hanya untuk menyenangkan orang lain. Sampai akhirnya saya bertanya, sebegitu banyaknya orang dalam kehidupan saya, apakah saya bisa menyenangkan semuanya? Bahkan seperti yang saya bilang sebelumnya, belum tentu mereka menyukai perbuatan saya yang benar. Akhirnya saya sadar bahwa saya tidak bisa menjadi orang yang selalu menyenangkan bagi orang-orang di sekeliling saya.
They have so many wishes that is impossible for me to make it all come true. I am imperfect, I can not please everybody. But as long as I live, I will learn to always be right.
Dalam kehidupan, sangat wajar bila ada orang yang tidak menyukai saya. Mereka punya alasan sendiri untuk itu. Tapi bukan berarti juga saya akan bersikap sembarangan dan masa bodoh. Bagi saya, hidup merupakan tempat pembelajaran abadi. Saya belajar banyak hal, termasuk untuk bagaimana bersikap terhadap orang lain. Saya melakukan kesalahan-kesalahan bodoh di masa lalu, tapi saya tidak akan menyesalinya. Saya jadikan itu sebagai pelajaran, agar saya tidak mengulang kesalahan yang sama. Dan saya pun meminta maaf kepada mereka yang tidak berkenan dengan perilaku dan perkataan saya yang tanpa saya tahu telah menyakiti hati mereka. Saya ingat kata-kata partner saya “Meminta maaf bukan hal yang paling penting, melainkan komitmen kita untuk tidak mengulangi kesalahan itu“. Jadi, saya meminta maaf dan berusaha untuk tidak mengulanginya. Semoga saya dimaafkan. Sebelumnya, saya telah memaafkan diri saya karena saya paham memaafkan adalah langkah awal penyembuhan hati 🙂
Oh ya, saya janji kepada teman saya untuk mendoakan agar temannya itu mau memaafkannya. Semoga saja orang itu mendapat sedikit kelembutan dari Tuhan agar hatinya melunak. Insya Allah 🙂
Yak, ini membuktikan kembali bahwa menyakiti hati lebih menyakitkan ketimbang menyakiti fisik. Sakit hati lebih lama sembuhnya ketimbang disakiti secara fisik. 😦
Saya ikut mendoakan juga….
Ehem, kamu ga lagi curhat kan Sop? 😆
Ma kasih doanya, semoga teman saya bisa dimaafkan ya 🙂
Lintasberita says : terkadang untuk mengucapkan kata maaf itu yang berat..salam kenal ya mbak >.<
betul… terasa kelu di lidah dan bibir.
Kadang memaafkan justru lebih sulit. Tapi yang pasti untuk memaafkan dan dimaafkan butuh hati yang lapang 😉
Salam kenal juga 🙂
tes2
Partner??
Ya, klo aku seh mikirnya jadi diri sendiri aja deh sya,, ada kok orang2 yang suka dengan sikap kita apa adanya, klo mereka yang gak terserah deh,, 😛
Jadi diri sendir tapi juga ga sebebas-bebasnya ya karena harus mikirin juga perasaan orang lain 😉
saling memaafkan pasti lebih indah.. hehehehehe
Iya, mustinya maaf-maafan ga hanya waktu lebaran saja ya 🙂
kalo aku jadi diri sendiri aja, kalo harus menyenangkan orang terus, aku akan stress.
Tergantung ikhlas ga ikhlasnya sih, tapi manusia itu kan ga ada yang sempurna, jadi susah untuk selalu menyenangkan orang.
lebih baik meminta maaf dan memaafkan duluan, kalo sakit hati dan dendam di simpan lama2,, yah akan berdampak tidak baik juga buat kesehatan.
ketika seseorang tidak mau memaafkan, ya sudahlah itu sudah bukan urusan kita lagi.
salam 🙂
Memang bukan urusan kita lagi, tapi namanya manusia itu kan makhluk sosial, ga enak juga kalau tiap ketemu dicuekin kan?
Istiqomah bahasa lainnya,,, maaf bila sudah diterima, komitmen kedepannya untuk tidak mengulangi lagi….
Oh namanya istiqomah toh 🙂
yah,, kemakan aki ismet dah…
Istiqomah yang lebih kepada komitmen untuk tidak mengulangi kasalhan yang telah diperbuat mungkin bahasa lainnya buat saya sya…….
“Meminta maaf bukan hal yang paling penting, melainkan komitmen kita untuk tidak mengulangi kesalahan itu“
yupz, setuju dengan kalimat ini, maaf hanyalah sebuah simbol dan hakikatnya adalah sebuah itikad baik untuk tidak lagi mengulagi kesalahan dalam hal yang sama
Mantap Mas Akbar 🙂
saling memaafkan buat sesama…
salam kenal ^^
Salam kenal juga, ma kasih udah mampir 😉
Hai Mba Sya..
waaah.. buat yang rada sulit untuk memaafkan, harus cari banyak refensi tentang sweet revenge nih sepertinya 😉
iya mba, komitmen. mendengarnya saja aku bergidik :(.. emang susah buat jadi manusia yang berkomitmen. Tapi bukan berarti ngga mungkin bisa..
Benar, sudah tapi pasti kalau berkeinginan kuat pasti bisa 😉
Komitmen tidak mengulangi kesalahan kayaknya leih bener daripada minta maaf dan mengulangi kesalahan.
Yups benar 😉
i’m sorry, Sya.. 🙂
Lah koq kamu jadi minta maaf? 😆
Yg dilakukan bukan sekedar maaf saja, harus beserta perubahan sikap dan tindakan.
Salam superhangat
ok sip jadikan kesalahan menjadi alas untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama…….
Iya 🙂
Makanya kita harus bisa menjaga perasaan orang sehingga tidak ada musuh…
Eh jangan salah, meskipun sudah jaga perasaan orang lain, belum tentu ga ada yang benci kita. Karena seperti yang saya bilang sebelumnya, orang bisa membenci hanya karena iri.
baru aja dpt sms dari seorang temen tadi malam, begini bunyinya : forgiveness doesn’t make the other person right. it makes you free (stormie omartian)
see, memaafkan justru bermanfaat positif bagi diri kita 🙂
Karena dengan memaafkan, kita memulai langkah awal penyembuhan untuk hati kita yang luka 😉
saya juga mau minta maaf lah
*sadar diri* *apasih*
Oke, saya maafkan, hahahaa.