you are reading
Daily story

Gajah di Depan Mata

Sebelumnya mohon maaf bila ada kesamaan nama dan kejadian dari tulisan ini. Tulisan ini tidak murni kejadian yang sebenarnya. Sebut saja Mawar -nampaknya Mawar ini populer di blog saya- bercerita tentang kekesalannya pada seseorang kepada Melati. “Eh Mel, gw bete banget deh sama si A. Itu orang kerjaannya ngomongin orang melulu. Kemarin dia ngomongin si B, terus hari ini dia ngomongin si C.”. Melati cuma bisa mendengarkan. Tidak lama kemudian si Mawar berujar lagi, “Eh tau ga, si D itu katanya utangnya banyak lho.”.

Melati senyum-senyum mendengar ocehan Mawar. Mawar bilang kalau si A suka ngomongin orang, padahal dia sendiri suka begitu. Kalau dipikir-pikir, manusia itu lucu ya. Sering tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Saya termasuk juga pada manusia yang seperti itu sih :mrgreen:. Seringnya kita selalu melihat kesalahan orang lain. Kesalahan kita sendiri tidak kita sadari. Persis seperti pepatah semut di seberang lautan tampak, gajah di depan mata tak tampak.

Apalagi bila kita punya rasa ketidaksukaan terhadap orang lain. Misalnya seperti contoh Mawar itu, dia tidak suka dengan si A. Tanpa disadari perilaku Mawar menjadi sebelas dua belas (sama) dengan perilaku si A. Kenapa bisa begitu? Karena bila kita terlalu membenci seseorang, pikiran kita akan dipenuhi dengan orang itu. Kita bisa ingat keburukan-keburukan orang tersebut yang tanpa disadari itu mempengaruhi sikap kita. Tiba-tiba kita menemukan diri kita tidak jauh berbeda dari orang yang kita benci. Kemakan omongan sendiri deh :lol:.

Pengalaman itu murni pengalaman saya sendiri. Beberapa kali tidak menyukai sikap seseorang, tidak lama kemudian saya tidak jauh beda dengan orang yang tidak saya sukai. Beberapa kali juga saya mendengar orang yang bercerita tentang keburukan orang padahal dia sendiri sama saja. Dalam kehidupan bersosial memang agak susah untuk selalu menyukai semua orang. Tapi bila ada satu atau dua orang yang menyebalkan, mungkin lebih baik dianggap angin lalu saja. Jadi kita tidak serta merta mencari kesalahannya. Sehingga kita sibuk mencari tanpa bercermin dengan perilaku kita sendiri. Pada akhirnya, saya tidak bermaksud menggurui. Tapi ini murni pembelajaran untuk saya sendiri. Semoga di Ramadhan ini, saya banyak bercermin ;).

Discussion

29 thoughts on “Gajah di Depan Mata

  1. *kucek mata*
    eh ada taimata segede gajah 🙂

    Posted by giewahyudi | August 9, 2011, 4:58 pm
  2. Yang namanya nge-gosip, makin digosok, makin sip :D.

    Posted by Cahya | August 9, 2011, 5:20 pm
  3. 😀 dulu saya suka denger eyang saya ngomong… “hati2 ngomongin orang, nanti ketula” dan ternyata setelah bertahun2 saya mendengar tante saya ngomongin orang lain itu… malah sifat jeleknya orang itu sekarang dilakukan sama tante saya… bahkan malah jadi karakter…

    bener2 ketula… emang bener tuh gajah depan mata sekarang dia jadi gajahnya… 😆

    perumpamaan saya salah ya? hahah…
    salam kenal ya mbak… 😀

    Posted by 3sna | August 9, 2011, 9:53 pm
  4. mending ngomongin diri sendiri sama Allah. (curhat ke Allah).hehe salam kenal dan salam berbagi kebaikan
    http://azkaazzahra.wordpress.com

    Posted by azkaazzahra | August 10, 2011, 12:36 am
  5. Nice. Pembelajaran untuk diri saya juga. 🙂

    Posted by Asop | August 10, 2011, 7:39 am
  6. Capek non kalo mencari kesalahan atau keburukan orang lain, malah kita yang jadi sakit. Apalagi kalo udah dendam. Pernah kejadian di kantor, ada seorang staff yang dendam banget kayaknya ma Ibu kantin. Giliran ada makan gratis yah gak bisa makan,,, hilang tuh rejeki…

    Posted by Blog Keluarga Kesehatan - Budi | August 10, 2011, 11:34 am
  7. intinya mungkin tetep harus “postif thinking”, bener ngga sob…

    Posted by zaninsurgent | August 10, 2011, 1:55 pm
  8. mungkin kita perlu pasang cermin segede gajah mbak, biar gajahnya nampak hehe

    met sahur mbak Sya..

    Posted by lozz akbar | August 11, 2011, 3:08 am
  9. Sepertinya lebih baik menceritakan kebaikan seseorang biar kita ikut terbawa semangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan nantinya 🙂

    Posted by grandchief | August 11, 2011, 10:53 am
  10. salam kenal…numpang mampir ne mbak…jangan lupa kunjungi kita yahhhh…

    Posted by Baju Tanah Abang | August 11, 2011, 11:33 am
  11. biasanya saya suka guyon gitu sama temen saya.
    “Eh Lan si A sombong banget coba? sok sok pamer gitu habis jalan jalan dari Bali?
    gw aja minggu kemaren dari Jepan biasa aja, lha gw ngapain? HUAHAHAHAHHA”

    Posted by nothingwrongwithmylongblackhair | August 11, 2011, 8:12 pm
  12. Wah makanya nabi bilang ghibah sekecil apapun sama aja makan bangkai sodaranya

    saya juga masih sering kayak gitu nih 😥

    Posted by utchanovsky | August 11, 2011, 9:14 pm
  13. Yah begitulah kehidupan, kadang kita selalu merasa lbh baik dan lbh benar dri orang lain

    Posted by TOP 1 Oli Sintetik Mobil-Motor Indonesia | August 12, 2011, 4:56 am
  14. saya sangat memerlukan diri untuk introspeksi setelah membaca postingan ini
    makasih banyak ya….

    Posted by Akhmad Muhaimin Azzet | August 12, 2011, 11:33 am
  15. Hahaha, istilahnya bau badan sendiri mana tercium yak. Bau badan orang lain yg bisa kita rasakan 😛

    Posted by niee | August 13, 2011, 4:53 am
  16. Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
    Saya datang ikut meramaikan lagi gan,
    http://irfanhandi.wordpress.com/2011/08/11/i-am-come-back-brother/
    Sekalian konfirmasi untuk edit link saya gan.
    terima kasih.

    Posted by Irfan Handi | August 13, 2011, 11:08 pm

Leave a reply to Irfan Handi Cancel reply

DISCLAIMER

Mohon tinggalkan komentar bila:
♥ Saya mengunggah foto/gambar milik Anda dan saya tidak memberi keterangan sumber yang sesuai.
♥ Saya membuat tulisan yang sumbernya saya ambil dari tulisan Anda dan saya tidak mencantumkan nama atau link Anda sebagai referensi.

Mohon tinggalkan komentar & cantumkan link saya sebagai referensi bila :
♥ Anda berniat mengambil sebagian atau keseluruhan tulisan saya.
♥ Anda ingin mengunduh foto/gambar di blog ini yang menjadi milik saya.
♥ Ingatlah etika ngeblog yang baik, kawan! Jangan asal copy paste!